Baca Juga

110518-cangkrukan-pilkada
MALANG – Kesuksesan Pilkada Kota Malang menjadi tanggung jawab bersama. Tidak hanya sukses pelaksanaan, tapi juga kedamaian di tengah masyarakat juga harus terus di dengungkan. Agar pelaksanaan Pilkada Kota Malang dapat berlangsung damai dan tingkat partisipasi masyarakat juga tinggi.
“Kota Malang memang seharusnya damai seperti yang dicontohkan di Gadang gang 7, apalagi saat ini menjelang pilkada, ayo bersama kita menjaga kedamaian Kota Malang. Saya senang kesini karena saya dengar daerah sini aman dan damai. Jarang ada tindakan kriminal atau anarkisme,” kata Calon Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko yang ikut bergabung “cangkrukan” dengan warga Gadang, di depan pos kamling RT12 Jalan Gadang gang 7, Kelurahan Gadang,  Kecamatan Sukun, Kamis (10/5). 
Menurut Bung Edi, kehadirannya untuk bersilaturahmi, mendengarkan keluh kesah warga Gadang, terutama yang bermukim di wilayah Gadang gang 7. Sekaligus menyambung kembali tali persahabatan dengan teman-teman lama sesama  Anak Kolong serta sesepuh Gadang.
“Saya juga senang menyambangi warga Gadang. Saya dengar di sini banyak Kaum Dalu (suka bergadang malam hari), jika berkenan saya ingin cangkrukan lagi dengan panjenengan semua saat bulan Ramadan nanti, mungkin bisa dalam tema sahur on the road”, ujar Bung Edi yang disambut antusias warga setempat.
Pada kesempatan ini Bung Edi sempat mengingatkan warga untuk dengan senang hati menyukseskan Pilkada 2018 Menurutnya, indikator sukses Pilkada ketika berlangsung dengan damai, masyarakat berbondong-bondong datang ke TPS dihari pencoblosan 27 Juni mendatang.
”Dan masyarakat dengan senang hati memilih pemimpin yang tepat,” tambahnya.
Warga menyambut antusias kedatangan Bung Edi.
 “Saya senang atas kedatangan bapak, cangkrukan semacam ini dapat menjadi berkah bagi saya yang seorang pedagang kelontong disini. Dagangan saya jadi laku, jadi laris, dan warga sini juga dapat menyampaikan uneg-unegnya sambil bercanda bersama bapak,” ujar Tutik, pedagang kelontong di Gadang gang 7.
Komunikasi pun cair dengan berbagai canda. Tak nampak adanya jarak antara Bung Edi dengan warga Gadang. (mg6/aim)

Baca Juga

110518-wahana-coban-talun
BATU - Pengambangan potensi wisata desa berbasis masyarakat di Kota Batu terus tumbuh dan berkembang. Masyarakat tidak hanya menjadi penonton keramaian wisatawan yang datang ke Kota Batu, tapi masyarakat juga sebagai pelaku wisata yang dapat meningkatkan perekonomian warga.
Saat ini sektor pariwisata sangat potensial untuk pemberdayaan ekonomi rakyat. Beberapa wisata alam berbasis masyarakat yang tengah dikembangkan antara lain, Coban Talun, Coban Putri dan Gunung Banyak.Wisata tersebut dikelola melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) bersama Perhutani.
Koordinator Wisata Coban Talun, Samsul Huda mengatakan, wisata alam Coban Talun yang berada di Dusun Wonorejo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu ini mulai dkembangkan masyarakat dibawah LMDH Wonolestari Sejah sejak tahun 2017 lalu.
"Pengembangan wisata berbasis masyarakat di Coban Talun memang baru satu tahun ini. Namun pengembangan wisata dikhususkan yang berbasis masyarakat dengan tujuan peningkatan ekonomi warga desa. Sehingga investor tidak diperbolehkan masuk," ujar Samsul kepada Malang Post.
Ia menjelaskan, di kawasan Coban Talun memiliki delapan wahana wisata yang dikelola masyarakat, diantaranya wisata 1000 Oyot, Ayunan, Omah Pagupon, Alas Pinus, Omah Terbalik, Kebun Bunga dan Gua Jepang. Sementara untuk Omah Apache dikelola pihak ketiga.
Misalnya objek Wisata Coban Talun (Oyot), menjadi salah satu wahana wisata yang dikelola lebih dari 100 kepala Keluarga. Itu diungkapkan oleh pengelola Oyot, Suhari yang mengatakan bahwa Oyot menjadi satu-satunya objek wisata yang dikelola oleh warga, atau berbasis masyarakat.
"Dibawah LMDH Wonolestari Sejahterah, Oyot salah satu objek yang merupakan usaha masyarakat RW 15, Dusun Wonorejo, Desa Tulungrejo. Dengan pembangunan selama enam bulan sejak Mei dan mulai dibuka tanggal 13 Desember 2017 lalu," ungkap Hari.
Objek wisata alam seluas 1 hektar ini, dalam pembangunannya diperoleh dari swadaya masyarakat.
"Sehingga tidak ada pihak lainnya atau investor yang masuk. Itu karena kami tidak ingin hanya menjadi penonton di desa kami sendiri," ungkapnya.
Ia menerangkan, jika pengembangan Oyot masih terkendala. Itu karena semua SDM masih belajar dan semua pegawai dari warga RW 15. 166 saham terdiri dari  90-100 orang KK yang ikut bergabung dengan ivestasi tiap saham senilai Rp 5 juta.
"Untuk warga RW 15 yang mau ikut berinvestasi kita tidak memaksa. Tercatat dari 167 KK sekitar 100 orang yang ikut. Perlu diketahui juga satu saham bisa dibagi dua sampai tiga orang," imbuhnya.
Sedangkan untuk pembagian hasilnya, Hari mengatakan, hingga jangka waktu dua tahun kedepan pihaknya masih melakukan pengembangan. 
"Untuk bagi hasil belum ada sampai dua tahun nanti. Karena hasil dari penjualan tiket masuk dan beberapa wahana yang ada digunakan untuk pengembangan Oyot," bebernya.
Untuk pembagian hasil dari tiket masuk sebesar Rp 5 ribu tiap bulannya mendapat 64 persen. Sedang untuk pajak 10 persen, PHT KPH Malang 20 persen, TPU 2 persen, Desa 2 persen dan Kopkar 2 persen. 
Begitu juga dengan wisata alam Coban Putri di Dusun Tlekung, Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu yang dikelola oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wonoasri, Coban Putri. Sama seperti seperti Coban Talun, pengembangan dan peresmian baru berjalan satu tahun ini. (eri/aim)

Baca Juga

20171009_145740-300x180
Almaghfurlah KH Sholeh Qosim bakal dimakamkan di makam depan Masjid Bahauddin area pondok setelah salat Jumat, (11/5/2018).


"Besok abah akan dimakamkan setelah salat Jumat. Sekitar pukul 11.00 jenazah almaghfurlah akan dibawa ke masjid," kata Gus Jazuli, putra terakhir KH Sholeh Qosim, Kamis (10/5/2018).

Melihat ribuan pentakziah yang memadati area pondok dan ndalem almarhum untuk melakukan salat jenazah, sempat membuat kuwalahan petugas Banser dan keluarga ndalem untuk membendung rombongan yang akan melakukan saalat jenazah.

Setelah dilakukan musyawarah keluarga, akhirnya untuk rombongan yang akan melakukan salat jenazah, dibatasi. Karena pihak keluarga almarhum dari berbagai daerah juga tiba di rumah duka.

"Bagi pentakziah yang ingin melakukan salat jenazah, bisa besok ke Masjid Bahauddin saat salat Jumat yang dilanjutkan salat jenazah dan pemakaman almarhum di makam depan masjid," tutup putra terakhir KH Sholeh Qosim itu sambi menyambut kedatangan KH Zainuddin Jazuli di rumah duka. 

Baca Juga

safe_image
Innaalillahi wa innaa ilaihi raaji'uun, KH Sholeh Qosim ulama kharismatik asal Ngelom Kecamatan Taman, Sidoarjo, berpulang ke Rahmatullah, Kamis (10/5/2018).



Kyai yang pernah dicium tangannya oleh Presiden Joko Widodo itu menghembus nafas terakhir saat menjalankan shalat maghrib. "Saat shalat maghrib, sujud tidak bangun," kata Gus Miftah cucu almarhum.

Saat ini jenazah pengasuh Pondok Pesantren Bahauddin Al Islami masih di "ndalem" atau rumah pribadi almarhum. Ribuan pentakziah juga memadati halaman dan gang mondok menuju ndalem Kiai Soleh.

Berbagai rombongan pentakziah juga melaksanakan salat jenazah secara bergantian di rumah almarhum yang menghadap ke selatan sisi utara Masjid Bahauddin.

Baca Juga

Satlantas_Polres_Mojokerto
Satu minggu jelang bulan suci ramadhan, Satlantas Polres Mojokerto melakukan pengecekan jalur di wilayah Polres Mojokerto. Selain pengecekan jalur, anggota Satlantas juga memasang papan berisi himbauan dan peringatan. 


Pengecekan jalur tersebut di lakukan di wilayah Trawas dan Pacet khususnya di jalur tanjakan. Kegiatan tersebut dilakukan bersama dengan Dishub LLAJ, Jasa Raharja, PMI dan sejumlah relawan dari beberapa organisasi lainnya. 



Kasat Lantas Polres Mojokerto, AKP Bobby Zulfikar mengatakan, pihaknya melakukan survey daerah rawan kecelakaan bekerja sama dengan sejumlah pihak lainnya. "Kita memetakan tempat mana saja yang sering terjadi laka lantas," ungkapnya, Rabu (9/5/2018).



Masih kata Kasat, di wilayah Pacet khususnya di Gotean, jika kasus kecelakaan terjadi di daerah turunan. Yakni rem blong. Setelah memetakan maka pihaknya memasang papan peringatan dan himbauan jika saat turun agar menggunakan gigi satu. 



"Saat turun tetap menyalahkan kendaraannya atau mengistirahatkan kendaraan bukan manusianya, setelah itu 20 sampai 30 menit baru melanjutkan perjalanan. Ini untuk mengurangi, laka lantas di daerah turunan dan mengurangi tingkat fatalitas," katanya.



Pasalnya, lanjut Kasat, tingkat fatalitas yang terjadi rata-rata luka berat dan meninggal dunia. Pihaknya juga melakukan rapat koordinasi dengan berbagai unsur dengan stand by kendaraan seperti ambulance dan mobil deret serta relawan saat arus mudik. 



"Jalan yang perlu diwaspadai yakni tempat wisata, Pacet dan Trawas. Tapi memiliki tingkat fatalitas tinggi di jalur Sendi. Jalur utama By Pass tetap mengedepankan patroli dan pembagian flayer himbauan dan memasang rambu-rambu peringatan," ujarnya. 



Menurutnya, meski sudah dilakukan berbagai upaya tapi masih terjadi kecelakan maka pihaknya meminta agar pengguna jalan selalu berhati-hati dan kesadaran tertib lalu lintas. Kasat menjelaskan, angka kecelakaan di wilayah hukum Polres Mojokerto selama tahun 2018 turun. 



"Per 1 Mei kemarin dibanding dua tahun lalu, angka kecelakaan untuk jumlah tingkat fatalitas turun tapi kwantitas masih berimbang. Ini karena kerja sama dengan semua pihak, untuk mengurangi lagi maka akan kita lakukan upaya preventif dan penindakan" lanjutnya. 



Termasuk melakukan pertebalan personil di sejumlah jalur yang ada,  tegas Kasat, juga akan dilakukan pihaknya. Semua dilakukan dengan tujuan agar mengurangi tingkat angka kecelakaan di sejumlah daerah lawan kecelakaan di wilayah hukum Polres Mojokerto.[tin/kun]
Powered by Blogger.
close
Banner iklan disini