Baca Juga

IMG-20180516-_WA0056-702x336
Untuk menjadikan wilayah hukum yang aman dan kondusif serta terbebas dari ancaman dari kelompok radikal segala daya dan upaya diterapkan Kapolsek Dongko AKP Tri Basuki,S.H., diantaranya terus menggiatkan sambang silaturahmi ke tokoh agama dan ulama.
Seperti terlihat Kapolsek Dongko AKP Tri Basuki,S.H., silaturahmi kerumah tokoh agama dan tokoh masyarakat Desa Dongko sekaligus pengasuh Pondok pesantren Darussalam Dongko yakni KH Ahmad Samingan dengan alamat RT 02/01 Dusun Krajan Desa Dongko Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek. Rabu (16/5/2018)
Dalam kesempatan tersebut Kapolsek Dongko AKP Tri Basuki,S.H., berpesan agar tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk bersama-sama menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat dan senantiasa memberikan informasi sedini mungkin kepada pihak Kepolisian apabila ada orang yang tidak dikenal dan mencurigakan menginap dan berada di wilayah kecamatan Dongko.
Yang tidak kalah pentingnya adalah pendidikan dasar agama dan nasionalisme untuk selalu diberikan kepada santri atau anak didik.
“Perlunya masyarakat untuk ikut aktif dalam mendeteksi secara dini keberadaan kelompok radikal yang mengancam keamanan NKRI, karena radikalisme dan intoleransi harus dicermati semua pihak” ujar Kapolsek Dongko AKP Tri Basuki,S.H.
KH. Ahmad Samingan mengucapkan terima kasih atas kunjungan Kapolsek Dongko dan masyarakat sangat senang sekali karena di perankan untuk menanggulangi hal-hal radikalisme dan intoleransi yang dapat mengancam kedaulatan Negara.
“Kami masyarakat tidak takut dengan terorisme yang sudah berbagai ancaman teror yang belakangan berkembang dan jika nanti diwilayah Kecamatan Dongko ada masyarakat yang terlibat dengan kelompok radikal kami Masyarakat tidak akan menerima kembali atas sikap dan perilaku yang dilakukan”, tegasnya.
Saat dikonfirmasi selesai kegiatan Kapolsek Dongko Polres Trenggalek AKP Tri Basuki,S.H., mengungkapkan bahwa sambang silahturahmi ini untuk menyamakan persepsi dalam rangka meningkatkan kerjasama dalam menanggulangi intoleransi dan radikalisme yang terbangun dari berbagai sudut pandang perbedaan keyakinan, faham dan lain sebagainya, pungkas Kapolsek Dongko AKP Tri Basuki,S.H.

Baca Juga

90ce699a-7c1b-4b36-b993-7e7addc3853e-702x336
Terkait maraknya aksi terorisme yang terjadi belakangan ini, Polri mengeluarkan himbauan mengenai hal tersebut. Polri meminta masyarakat untuk tetap tenang dan waspada, Selasa (15/05/2018).
Himbauan yang dikeluarkan Pimpinan Polri, melalui Kapolres Gresik AKBP Wahyu S. Bintoro, S.H., S.I.K., M.Si. menyatakan “Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang, tanpa mengurangi kewaspadaan tentunya. Melaksanakan aktivitas seperti biasa, namun demikian menjaga lingkungan masing-masing,”
Sementara itu, Polri dalam hal ini akan terus melakukan kewajibannya dalam memberikan perlindungan, pelayanan dan penegakan hukum kepada masyarakat tambah Kapolres Gresik.
Kapolres Gresik melalui media ini menghimbau kepada masyarakat agar tidak menyebarkan berita yang belum teruji kebenaran dan akurasinya (berita hoax), masyarakat wajib waspada terhadap berita yang dikirim oleh sumber yang tidak jelas.
Dalam himbauan yang dikeluarkan masyarakat diminta untuk tidak memposting foto maupun video yang berbentuk kekerasan dan kesadisan yang terjadi akibat bentuk terorisme dan radikalisme.
“Himbauan ini ditujukan kepada seluruh masyarakat untuk tidak posting foto atau video kekerasan dan korban kesadisan, dan tidak menyebarkan serta harap segera dihapus” ungkap Kapolres Gresik.
Melalui Kapolres Gresik, Polri mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menjadikan terorisme sebagai musuh bersama.
“bersama Polri masyarakat kuat dan tidak takut melawan terorisme dan radikalisme di dalam bangsa ini” tutup Kapolres Gresik.

Baca Juga

5afba09abfda2-dua-mayat-di-gerbang-mapolda-riau_665_374

PEKANBARU, — Kabid Humas Polda Riau AKBP Sunarto yang dihubungi KompasTv menyebutkan bahwa polisi berhasil melumpuhkan empat orang terduga teroris yang melakukan penyerangan di Mapolda Riau pada pukul 09.00 WIB, Selasa (16/5/2018). "Sampai saat ini, ada empat pelaku yang kami tembak dan tewas, satu masih dilakukan penyisiran oleh gegana dan satu orang sudah berada di RS Bhayangkara," kata AKBP Sunarto. Saat ini polisi sedang melakukan pengejaran terhadap pelaku yang kabur. "Total jumlah pelaku belum diketahui, yang jelas sopir melarikan diri. Sebanyak 4 meninggal 1 dilakukan penyisiran. Persisnya kita tunggu," lanjut Sunarto. Menurut Sunarto, saat kejadian, Polda Riau berencana menggelar konferensi pers pengungkapan kasus narkoba beberapa waktu lalu. Disampaikan kronologi kejadian yakni sekitar pukul 09.00 ada sebuah kendaraan yang menerobos masuk ke markas polda. Karena terhalang pagar yang tertutup, mobil itu menerobos dan masuk halaman Mapolda. Kemudian sampai halaman Mapolda, karena mobil mereka terhalang mobil lain, para penumpang keluar dan lakukan penyerangan terhadap anggota (polisi) menggunakan pedang jenis samurai. 
Serangan tersebut mengakibatkan dua polisi terluka, lalu sopir lari ke luar markas dan di ujung markas mobil tersebut menabrak anggota karena anggota tersebut menahan laju kendaraan. Polisi yang ditabrak meninggal dunia. "Dua polisi terluka diserang terduga pelaku, satu terluka di jari kanan, satu terluka di kepala belakang, satu meninggal yang kena tabrak," kata Sunarto.






Penulis : Aprillia Ika
Editor : Aprillia Ika

Baca Juga

IMG-20180516-_WA0020-640x350
PROBOLINGGO – Menjelang bulan puasa Ramadhan 2018, penumpang kapal tradisonal membludak. Situasi aktifitas ini terlihat di pelabuhan Tanjung Tembaga Kota Probolinggo, Rabu (16/5).
“Sejak tadi pagi penumpang kapal membludak. Mereka berasal dari warga Desa Gili,” ujar seorang warga setempat, Ulum kepada wartawan.
Menurut dia, membludaknya penumpang kapal sudah menjadi tradisi menjelang awal Ramadhan. Mereka berduyun-duyun datang ke kota untuk belanja kebutuhan selama bulan puasa.
“Mereka belanja untuk kebutuhan rumah tangga selama bulan puasa,” katanya.
Sementara untuk ongkos penumpang berkisar Rp 7.000 perorang. (ari/sam/ipc)

Baca Juga

IMG-20180515-_WA0008-696x392
PROBOLINGGO, Ketenangan warga Dusun Krajan, Desa Satreyan, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo, mendadak berubah gaduh setelah salah seorang warga setempat ditemukan tewas di rumahnya, Selasa (15/5/2018). Korban diduga melakukan bunuh diri dengan menggunakan tali selendang, yang diikatkan ke jendela kamarnya.
Informasi yang dihimpun jurnalis di lokasi, korban atas nama Rudi Ariyanto (26) ditemukan meninggal sekitar pukul 07.00 wib oleh istrinya, Husnul Khotimah. Saat itu, tubuh korban hanya mengenakan celana jeans, tergantung tali selendang yang mengikat leher.
“Yang menemukan istrinya sendiri, lalu dia berteriak sehingga banyak warga yang berdatangan,” kata Zuhri, paman istri korban di lokasi kejadian.
Sebelum ditemukan meninggal, kata Zuhri, pihak keluarga sempat melihat korban dan istrinya cek-cok, pagi hari sebelumnya. “Sempat tengkar mereka, hanya saya gak tahu masalahnya apa,” papar dia.
Korban yang berasal dari Desa Kregenan, Kecamatan Kraksaan, sudah lima tahun tinggal di Desa Satreyan. Dari pernikahannya dengan Husnul Khotimah, korban dikaruniai dua orang anak. “Kasihan anak-anaknya, masih kecil semua,” pungkas Zuhri.
Sementara, dari hasil pemeriksaan Tim Identifikasi Polres Probolinggo, tidak ditemukan luka ataupun tanda-tanda bekas pukulan benda tumpul. Pada mulut korban, terlihat busa dengan lidah menjulur serta bekas ikatan selendang yang melilit leher.
“Ini murni bunuh diri, tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Hasil pemeriksaan dari kami dan tim medis Puskesmas Maron pada tubuh korban, juga tidak menemukan ketidakwajaran,” jelas Kanit Reskrim Polsek Maron, Aipda Dadang Priyanto kepada wartawan.
Seusai menjalani otopsi luar, pihak keluarga bakal langsung memakamkan jasad korban di pemakaman umum desa setempat. “Rencananya langsung dimakamkan, pihak keluarga tidak berkenan korban dibawa ke rumah sakit,” imbuh Dadang. (*)
Penulis : Mohamad Rochim
Powered by Blogger.
close
Banner iklan disini