untuk pemeluk mazhab akidah asyariyah dan juga mazhab fiqih syafiiyah, sebagian tulisan dalam Al quran jadi amat akrab untuk mereka.
sebut aja tulisan yasin, Al mulk, waqiah, ayat sofa dan juga sebagian yang yang lain. yasin semisal, kira – kira dibaca tiap malam jumat.
sebaliknya tulisan al – mulk dibaca tiap malam menjelang tidur. begitu pula dengan tulisan Al waqiah. tulisan Al waqiah pula teratur dibaca tiap malam menjelang tidur.
diharapkan dengan membacanya teratur hendak dihindarkan dari kemiskinan selama – lamanya. benar terdapat hadits yang berkata demikian, serupa hadits berikut ini,
“barangsiapa membaca tulisan al – wâqi’ah tiap malam, hingga ia tidak hendak jatuh miskin selamanya”.
hadits di atas dikeluarkan oleh al – hârits bin abu usâmah dalam kitab musnad – nya, dihukumi lemah oleh syaikh al – albani rahimahullah dalam silsilah Âhadits dha’îfah.
serupa dalam kutipan hadist diatas, salah satu keutamaan tulisan Al waqiah merupakan hendak bebas dari kemiskinan selamanya. hadist ini dinilai dhaoif ataupun lemah oleh syaikh albani.
syaikh al – bani merupakan seseorang ulama kenamaan arab saudi, ahli hadits yang sudah diakui dunia islam. yang butuh kita tahu merupakan kalau syaikh albani merupakan pemeluk mazhab akidah atsariyah dan juga pemeluk mazhab hukum wahabiyah.
salah satu karakteristik khas dari aliran ini merupakan amat berpegang teguh pada hadits sohih. namun dalam mazhab akidah asyariyah dan juga mazhab fikih syafiiyah, salah satu kaedah yang digunakan merupakan, boleh memakai hadits dhoif buat perihal yang bertabiat keutamaan.
menariknya, bila kita amati dari sebagian aspek, sesungguhnya tulisan Al waqiah ini tidak berkaitan secara langsung dengan pemicu jadi kaya ataupun bebas dari kemiskinan di antara lain:
kesatu, bila kita menyelidiki sebab – sebab kekayaan dari para teman nabi, misal usman dan juga abdurrahman bin auf, kita tidak sempat mendengar riwayat kalau mereka mendawamkan tulisan Al waqiah.
pemicu utama kekayaan 2 teman utama ini didalam siroh merupakan sedekah, menjauhi riba dan juga berdagang.
kedua, bila kita telisik Al quran, ayat – ayat quran yang berkaitan dengan pelipatan harta lebih banyak ada dalam ayat – ayat sedekah, taqwa, istighfar dan juga bersyukur.
ketiga, bila kita telisik isi tulisan Al waqiah itu seorang diri, kita malah hendak mengalami realitas yang berubah. tidak terdapat satu ayatpun didalamnya yang bicara tips – tips jadi kaya ataupun pelipatan harta. Al waqiah malah berdialog menimpa hari kiamat.
dari 3 perihal tersebut, aku berpandangan kalau yang diartikan anti kemiskinan disini merupakan anti kemiskinan dalam perspektif ukhrowi. hingga dalam perspektif ukhrowi, apa itu kemiskinan permanen, dan juga apa itu kekayaan sejati?
miskin permanen merupakan serupa yang di informasikan oleh hadits nabi. rasulullah saw bersabda:
“barangsiapa yang bangun di pagi hari tetapi cuma dunia yang dipikirkannya sampai – sampai seakan olah ia tidak memandang hak allah padanya, hingga allah hendak menanamkan 4 penyakit dalam pribadinya: kebimbangan yang tiada putusnya. banyak aktivitas yang tidak terdapat ujungnya. kebutuhan yang tidak terpenuhi dan juga kemauan yang tidak tercapai”. (h. r ath thabrani).
dan juga kekayaan sejati merupakan apa yang di informasikan pula oleh hadits nabi. rosulullah saw bersabda:
“kaya tidaklah diukur dengan banyaknya kemewahan dunia. tetapi kaya (ghina’) merupakan hati yang senantiasa terasa cukup. ” (hr. bukhari dan juga muslim)
jadi islam mendidik jiwa pemeluknya buat menjadikan dimensi kekayaan itu terdapat pada hati yang puas, walaupun secara modul kurang.
dan juga kemiskinan terdapat pada hati yang tidak sempat puas, meski secara modul berkelimpahan, sampai – sampai ambisinya buat lebih kaya, membatasi ia buat penuhi hak allah dzat pemberi kekayaan di dini hari.
lalu apa hubungannya dengan tulisan al – waqiah?
tulisan Al waqiah ini terkategori tulisan makkiyah. serupa tulisan makkiyah lainya, tulisan ini berisi menimpa memantapkan akidah tauhid dan juga keimanan pada yang ghoib. waqiah seorang diri berarti hari kiamat. dan juga tulisan ini benar menarangkan hakikat hari kiamat.
bila kita mentadaburi tulisan Al waqiah ayat 1 – 3:
“ (1) apabila terjalin hari kiamat. (2) terbentuknya tidak mampu didustakan (disangkal). (3) (peristiwa itu) merendahkan (satu kalangan) dan juga meninggikan (kalangan yang lain).
aku percaya kita hendak diguncang oleh hakikat besar ini. laporan ini amat kencang, deras dan juga jelas, menghambur kepada kita, tanpa basa – basi, mengabarkan kalau kiamat tentu terjalin.
dan juga kiamat nanti hendak membalikan seluruh timbangan dan juga dimensi. dibalikkan dengan amat nyata. hendak terdapat kalangan yang direndahkan, dan juga hendak terdapat kalangan yang ditinggikan.
tentu untuk yang mempunyai iman, laporan ini menjadikan hati jadi kecut. menggigil. seram membayangkan kalau ukuran – ukuran ketinggian didunia serupa kekayaan, pangkat, kuasa, jabatan, gelar, popularitas seluruhnya hendak ditelanjangi dan juga ditukar dimensi absolut allah, yang tidak dapat ditawar lagi.
hingga dihari kiamat nanti hendak terdapat orang kaya yang direndahkan dan juga kekayaannya tidak dapat membantu. hingga dihari kiamat nanti hendak terdapat orang yang amat terkenal namun tidak diketahui sama sekali oleh allah dan juga terhinalah dia.
hingga dihari kiamat nanti hendak terdapat orang yang amat berkuasa jadi hina tidak dapat membantu diri seorang diri dalam kuasa allah. dan juga bayangkanlah bila orang – orang itu merupakan yang populer dikala kita hidup! ataupun bayangkan bila itu kita seorang diri!
sebaliknya ukuran – ukuran dunia yang dikira kurang serupa miskin, tidak diketahui, kurang baik dll, bila mereka mempunyai iman dan juga amal (yang menggambarkan dimensi allah) , hingga dihari kiamat hendak ditinggikan.
terdapat hamba allah yang tidak diketahui di dunia, namun di hari kiamat, ia dapat berikan syafaat kepada kaumnya atas izin allah, karna allah amat mengenalnya.
tidak diketahui dibumi tetapi populer di langit, serupa uwais Al qarni. di hari kiamat nanti allah pula hendak meninggikan dai – dai yang dihinakan kaumnya, mengangkut mereka setinggi – tingginya, serupa cerita habin an najjar dalam tulisan yasin.
perasaan yang ditimbulkan oleh ayat ini merupakan serupa orang yang patah hatinya. meski didepannya terdapat santapan lezat, karna orang itu lagi berkecil hati dan juga risau, selera makannya jadi tidak terdapat.
ayat ini bila kita biologi terus menerus menjadikan selera kita pada dunia jadi menyusut. karna kecutnya hati kita mengenali realitas hari akhir nanti.
terlebih bila ditadaburi ayat – ayat selanjutnya, yang kian memperjelas menimpa kondisi hari kiamat lebih lanjut.
dimana manusia dipecah 3, kalangan yang lebih dahulu beriman, kalangan kanan dan juga kalangan kiri. dan juga ditafsirkan betapa kontrasnya pembalasan kalangan kesatu dan juga kedua (nikmat abadi) dengan kalangan ketiga (siksa abadi).
kesimpulannya bila umat mendawamkan mentadaburinya, hingga faedah yang kesatu diperoleh oleh individu umat ini merupakan kepribadian zuhud. serupa perkataan imam ibnu mubarok, “manusia sejati merupakan para ulama.
raja raja sejati merupakan orang – orang yang zuhud”. ya mereka yang zuhud inilah yang mempunyai kekayaan sejati.
kala seluruh raja berbondong menginginkan kekuasaan dan juga pengaruh, orang zuhud malah menghindarinya. kala orang – orang menginginkan diketahui oleh dunia, orang zuhud malah meninggalkannya.
zuhud menjadikan umat ini mempunyai kerasa puas sejati dan juga kontrol terhadap tekad. bila mereka tidak memperoleh dunia, mereka bersyukur, karna mereka yang direndahkan diakhirat merupakan yang mempunyai dunia tanpa mempunyai iman dan juga amal.
dan juga bila mereka dikunjungi dunia, umat ini senantiasa hendak waspada, jangan – jangan dunia yang tiba hendak jadi karena direndahkannya di akhirat.
hingga kian kaya mereka kian waspada dan juga kian aktif beramal. dan juga terlebih lagi walaupun mereka memperoleh dunia, namun mereka lebih menggemari kondisi ‘bukan siapa – siapa’.
serupa imam ibnu mubarok, ulama yang amat populer bagaikan pengusaha kaya, wara dan juga baik akhlaknya, dikala mengantri air dan juga setelah itu didorong – dorong dari balik, tidak dimuliakan, mengatakan “ oh andaikata hidup merupakan serupa ini”.
inilah kekayaan sejati, walaupun ia orang mulia dan juga populer namun tidak edan kehormatan, malah lebih suka tidak dikenali.
banyak sekali atsar dari sahabat – sahabat nabi serupa abu bakar, umar dan juga aisyah yang mereka senada mengatakan “andai saya merupakan kayu yang teronggok” ataupun “andai saya merupakan rumput yang dimakan ternak” ataupun “andai saya tidak sempat dilahirkan”. sementara itu sehabis rosulullah, tidak terdapat yang dapat menandingi popularitas dan juga pengaruh mereka.
dan juga yang menarik merupakan kondisi hati serupa inilah yang jadi karena umat ini bangkit. menaklukkan dunia yang terdapat dihadapannya.
karna salah satu karena kemunduran umat ini merupakan pemeluknya yang amat cinta dunia dan juga cemas mati. hingga sebaliknya, karena kejayaannya merupakan zuhud terhadap dunia dan juga menyayangi syahid di jalur allah.
wallahua’lam.
oleh: ibnu sayuti
penulis tinggal di pekalongan
( sumber: islampos. com )