Baca Juga
Untuk kepentingan sterilisasi terhadap ancaman bahaya bahan peledak, Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur masih menutup seluruh blok (4 blok) di rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Sepanjang. Ini disampaikan Kombes Polisi Frans Barung Mangera Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur pada wartawan, Senin (14/5/2018) dinihari.
Menurut Frans, setelah dilakukan analisis terhadap Tempat Kejadian Perkara (TKP) ledakan bom di blok B lantai 5 nomor 2, polisi menilai, penghuni rusunawa belum bisa menempati tempat tinggalnya masing-masing.
"Setidaknya sampai Senin (14/5/2015) siang kami harapkan proses sterilisasi ini sudah selesai," kata dia.
Karena hal ini, lanjut Frans, pihaknya minta maaf pada para penghuni. "Ini semua kami lakukan untuk menjamin keamanan," lanjutnya.
Dalam perisitiwa ledakan bom di rusunawa Sepanjang, 3 orang tewas, dan 2 lainnya luka-luka. Mereka adalah satu keluarga. Polisi menyebut Anton Febrianto (47 tahun) kepala keluarga tersebut sebagai pelaku yang menguasai bom.
Bom kemudian meledak, yang mengakibatkan Anton mengalami luka parah. Dia akhirnya ditembak polisi karena dalam proses sterilisasi, dia memegang switcher bom yang siap diledakkan. Korban lainnya yang meninggal dunia, Puspitasari (47 tahun) istri Anton yang tewas akibat ledakan pertama dan Hilta Aulia Rahman (17 tahun) puteri pertama Anton yang tewas juga dalam ledakan pertama.
Sementara 3 anak Anton, masing-masing AR (15 tahun), FP (11), dan GHA (10) masih hidup. FP dan GHA menurut Frans, mengalami luka-luka akibat ledakan pertama. "Mereka berdua dibawa kakaknya, AR ke RS Siti Khotijah, Sepanjang," jelas Frans.(edy)