Warga Surabaya, pada Minggu (13/5/2018) malam ini, menggelar aksi keprihatinan dengan menyalakan lilin di sejumlah lokasi.
Seribu lilin dari berbagai penjuru telah dinyalakan sebagai bentuk solidaritas.
Di sekitar monumen Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur, kelompok mahasiswa dan suporter sepak bola Bonek menyalakan 1,000 lilin dan menggelar doa bersama untuk korban ledakan bom di 3 gereja di Surabaya.
Sebelum membacakan doa, kelompok Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tersebut membacakan pernyataan sikap.
"Intinya kami mengecam tindakan teror bom di Surabaya, dan mendukung Polri untuk menangkap semua kelompok teroris di Indonesia," kata Imam Syafii, salah satu mahasiswa.
Aksi serupa tak hanya digelar di sekitar Monumen Tugu Pahlawan di Jalan Pahlawan Surabaya saja.
Namun juga digelar di taman depan Gedung Negara Grahadi Jalan Gubernur Suryo dan di Taman Bungkul oleh berbagai elemen masyarakat Surabaya.
Tak hanya di Surabaya, Indonesia yang telah lama mengenal Bhinneka Tunggal Ika, bersama-sama menunjukkan tekad untuk melawan terorisme melalui berbagai aksi malam solidaritas.
Warga menyalakan lilin saat aksi lilin kebersamaan Suroboyo Wani di Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5). Aksi yang diikuti ratusan orang dari berbagai lapisan itu mengecam aksi terorisme bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/ama/18 (Kompas.com/Didik Suhartono)
Malam solidaritas ini makin mengentalkan kebinekaan Indonesia.
Diberitakan terpisah, di Bandung, Jawa Barat, warga dari berbagai elemen masyarakat juga turut menyalakan lilin dalam aksi seribu lilin di Lapangan Gasibu, Bandung, Jawa Barat (13/5/2018) malam. Aksi ini diikuti oleh warga lintas iman.
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mengikuti aksi simpatik di Monumen Simpang Lima Gumul, Kediri, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018) malam. (ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)
Di Kediri, Jawa Timur, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) juga mengikuti aksi simpatik di Monumen Simpang Lima Gumul, Kediri.
Mereka menyerukan kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak takut terhadap terorisme sekaligus mengutuk aksi pengeboman gereja di Surabaya.
Warga dari berbagai elemen masyarakat melakukan aksi solidaritas menolak radikalisme dan terorisme di Batam, Kepulauan Riau, Minggu (13/5/2018) malam. (ANTARA FOTO/M N Kanwa)
Di Batam, warga dari berbagai elemen masyarakat juga melakukan aksi solidaritas menolak radikalisme dan terorisme di Batam, Kepulauan Riau.
Aksi yang diikuti puluhan warga dari berbagai elemen masyarakat tersebut juga turut mendoakan para korban ledakan bom di Surabaya serta sebagai bentuk dukungan untuk Polri dan TNI untuk segera menumpas segala bentuk aksi radikalisme dan terorisme.
Begitupun juga di Yogyakarta.
Warga Yogyakarta turut menyampaikan rasa solidaritas dan keprihatinan mereka.
Sejumlah warga mengikuti aksi Solidaritas dan Doa Bersama di Tugu Pal Putih, Yogyakarta.
Aksi yang diikuti ratusan warga dari 66 organisasi dan elemen masyarakat di Yogyakakarta itu menjadi bentuk solidaritas dan keprihatinan atas insiden bom bunuh diri di Surabaya.
Di Solo, Jawa Tengah, warga menyalakan lilin dan berdoa bersama untuk korban bom gereja di Surabaya dalam aksi solidaritas di Solo, Jawa Tengah.
Dalam aksi tersebut mereka juga mendoakan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia serta hilangnya aksi-aksi terorisme di Indonesia.
Di Blitar, Jawa Timur, warga membawa spanduk dalam Aksi Solidaritas Lawan Terorisme di halaman TMP Radin Wijaya, Blitar, Jawa Timur.
Aksi yang digelar berbagai elemen mahasiswa, tokoh agama, serta masyarakat pengguna jalan tersebut untuk mendoakan para korban ledakan bom di Surabaya serta mendeklarasikan diri untuk melawan aksi terorisme.
Artikel ini telah tayang di suryamalang.com dengan judul Surabaya Berduka, 1000 Lilin dari Bonek hingga Mahasiswa untuk Korban Bom Gereja Surabaya, http://suryamalang.tribunnews.com/2018/05/14/surabaya-berduka-1000-lilin-dari-bonek-hingga-mahasiswa-untuk-korban-bom-gereja-surabaya?page=2.
Editor: Pambayun Purbandini