Baca Juga

brt385416414
Jakarta  - Di era digital dewasa ini, membuat para pemuka agama dituntut tak hanya mampu mengajarkan ilmu religi dan spiritual semata, melainkan juga harus melek terhadap perkembangan teknologi melalui medsos.


Pandangan ini disampaikan oleh Sekretaris Umum Persatuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Pdt. Gomar Gultom saat diminta tanggapannya soal cara merajut kembali Kebhinekaan melalui medsos.

Menurutnya, melek teknologi diperlukan para pemuka agama sebagai bagian dari transfer pendidikan kepada masyarakat yang saat ini menjadikan medsos sebagai bagian dari hidup mereka.

Melalui proses pendidikan teknologi oleh para pemuka agama, diharapkan mampu meredam penggunaan medsos yang belakangan dimanfaatkan netizen untuk saling mengadu domba dan banyak menyebarkan kabar hoaks.

"Harus ada proses pendidikan di dalam memasuki era digital. Era digital ini memang merubah suasana masyarakat. Diharapkan peranan para pemimpin non formal di tengah masyarakat, para agamawan sebagai pendidik mampu mencerdaskan masyarakat menggunakan medsos," ujar Pdt. Gomar, Senin (22/5/2017).

Lebih jauh, ia menegaskan pentingnya peranan setiap pemuka agama untuk mengimbau masing-masing umatnya agar mampu menghadapi setiap persoalan di tengah mereka dengan kepala dingin.

"Seluruh masyarakat dalam menghadapi situasi panas ini kami imbau harus menyikapinya dengan kepala dingin. Saya kira tidak akan pernah kekerasan dan kebencian bisa selesai dengan perbuatan yang sama. Itu hanya akan membuat lingkaran kekerasan dan kebencian yang tidak pernah berakhir," tuturnya. [inilah.com]

Baca Juga

brt433372585

Jakarta  - Semakin gencarnya isu radikalisme dan terorisme di Indonesia, penggunaan kanal digital sebagai jalur utama penebaran teror dan doktrin makin mengkhawatirkan bagi persatuan bangsa. 


Indonesian Digital Association (IDA), sebuah asosiasi bagi para pelaku industri digital Indonesia, menginisiasi kampanye #BersatuIndonesiaku yang disebar di berbagai kanal media sosial, yang bertujuan untuk memerangi paham radikalisme dan terorisme di kanal digital.

Paham radikalisme kini makin kuat mengincar generasi muda Indonesia yang sudah aktif di dunia digital, dan kini sudah piawai dalam menggunakan kanal media sosial dan situs berita fiktif sebagai corong propaganda. 

Sebagai perhimpunan yang bertujuan menjadi penggerak; pemandu; dan pengawas industri digital Indonesia, IDA merilis kampanye #BersatuIndonesiaku dalam upaya menyebarkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk lebih bijak dalam menggunakan kanal media sosial, dengan pesan persatuan Indonesia dan semangat keberagaman Bhinneka Tunggal Ika.

"Media mainstream dan media sosial kini tengah dihadapkan dengan penyebaran pesan hoax yang terstruktur dan meluas. Masyarakat perlu menghadapi fenomena ini dengan pesan yang positif, dan berlandaskan spirit Bhinneka Tunggal Ika dari Indonesia. Inilah yang menjadi titik awal ide kampanye #BersatuIndonesiaku, yang harapannya dapat mengedukasi masyarakat untuk lebih bijak dalam menyikapi isu di media sosial, khususnya dalam isu radikalisme dan terorisme," ujar Ronny W Sugiadha, Ketua IDA melalui siaran pers.

Selaku asosiasi yang didirikan dan membawahi publisher-publisher digital besar di Indonesia seperti Kompas.com, KASKUS, Tribunnews, Detik.com, Kapanlagi Youniverse, MetroTVNews, Okezone, IDNtimes, DailySocial.id, Kumparan, VIVA, Tempo.co , Tirto.id, Opini.id dan puluhan publisher digital lainnya, IDA melihat edukasi kepada masyarakat menjadi luar biasa penting untuk menghentikan penyebaran paham radikalisme dan terorisme melalui kanal digital.

IDA menghimbau masyarakat pengguna media sosial untuk menjalankan semangat kampanye ini dengan langkah-langkah sederhana seperti: tidak menjalin keterikatan (follow, like, atau comment) dengan akun-akun yang tidak jelas kepemilikannya, tidak menyebarkan berita yang tidak bisa divalidasi, melaporkan akun-akun yang secara jelas berpihak pada terorisme, dan menyebarkan konten positif mengenai Indonesia dan keberagaman.

Sejalan dengan ide awal dari kampanye #BersatuIndonesiaku, setiap anggota dari IDA sepakat untuk tidak mempublikasi dan berafiliasi dengan kelompok pendukung radikalisme dan terorisme, dengan tidak mengundang mereka sebagai narasumber.

"Kami berharap kampanye #BersatuIndonesiaku dapat memberikan serangkaian dampak positif bagi pemanfaatan media sosial di masyarakat Indonesia. Kami, sebagai pelaku industri digital Indonesia, ingin masyarakat semakin bijak dalam mencari dan menyebarkan informasi di berbagai kanal online, guna meredam suara radikalisme dan terorisme di Tanah Air dan dunia," ujar Steve Christian, CEO KLY. [suf]

Baca Juga

brt799538109

Jakarta  - Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) mendukung rencana Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk meminta Kepolisian Republik Indonesia menyelidiki potensi pelanggaran keamanan data pribadi oleh perusahaan media sosial asal Amerika Serikat, Facebook.
Rencana itu disampaikan Menteri Kominfo Rudiantara menyusul penjelasan Facebook mengenai kemungkinan bocornya data 1 juta pengguna Facebook asal Indonesia dalam skandal yang melibatkan lembaga konsultan politik Cambridge Analytica. "Di seluruh dunia, diperkirakan tak kurang dari 87 juta data pengguna Facebook juga bocor," kata 
Wenseslaus Manggut ketua AMSI dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi beritajatim.com, Jumat (6/4/2018). 
Asal muasal kebocoran masif data Facebook ini diungkap oleh Christopher Wylie, mantan kepala riset Cambridge Analytica, pada koran Inggris, The Guardian, Maret 2018 lalu. 
Menggunakan aplikasi survei kepribadian yang dikembangkan Global Science Research (GSR) milik peneliti Universitas Cambridge, Aleksandr Kogan, data pribadi puluhan juta pengguna Facebook berhasil dikumpulkan dengan kedok riset akademis. 
Data itulah yang secara ilegal dijual pada Cambridge Analytica dan kemudian digunakan untuk mendesain iklan politik yang mampu mempengaruhi emosi pemilih. 
Konsultan politik ini bahkan menyebarkan isu, kabar palsu dan hoaks untuk mempengaruhi pilihan politik warga. 
Induk perusahaan Cambridge Analytica yakni Strategic Communication Laboratories Group (SCL) sudah malang-melintang mempengaruhi pemilihan di 40 negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia.  
Kemunculan kasus ini di tahun-tahun politik, ketika warga Indonesia bersiap memilih kepala daerah, anggota parlemen dan presiden, menjadikannya sangat sensitif. 
Karena itu, AMSI mengimbau:
1. Pemerintah untuk menjamin keamanan data pribadi warga dan memastikan tidak ada penyalahgunaan data itu untuk kepentingan politik dalam pemilihan umum.
2. Dewan Perwakilan Rakyat untuk mempercepat pembahasan Rancangan Undang Undang Perlindungan Data Pribadi. 
3. Facebook untuk memperbaiki mekanisme perlindungan data pribadi penggunanya, serta mengidentifikasi dan menghapus konten hoaks, hate speech, konten SARA,  yang beredar di platformnya.
4.Kepolisian Republik Indonesia untuk menyelidiki benar tidaknya data sejuta penguna Facebook Indonesia yang bocor  sebagaimana ramai diberitakan media massa.
Sebagai organisasi yang menaungi pengelola media-media siber yang profesional, berintegritas dan menjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik, AMSI siap bekerjasama dengan semua pihak untuk membantu meningkatkan kredibilitas informasi yang disebarkan melalui media sosial.  

Baca Juga

brt677757335

Surabaya - Surabaya dan Sidoarjo dalam dua hari ini digempur serangan teror bom yang menewaskan 14 orang. Banyak korban berjatuhan dari masyarakat sipil maupun aparat kepolisian. 


Insiden ini mengakibatkan trauma tersendiri bagi keluarga korban. Selain menyisakan trauma, Citra Kota Surabaya pun menjadi menakutkan.

Menyikapi hal tersebut, Universitas Airlangga (Unair) menyediakan 'Trauma Healing' bagi keluarga korban sebagai langkah yang di Unair untuk mengembalikan kondisi Surabaya yang kondusif, aman dan nyaman bagi masyarakatnya.

'Trauma Healing' center ini dimotori langsung oleh Rektor Unair, Prof Moh Nasih dengan mengerahkan alhi dari Fakultas Psikologi Unair. 

Tim dokter dan psikolog dari 'Trauma Healing' saat ini sudah melakukan tugasnya untuk terjun langsung ke keluarga korban untuk melakukan konseling dan memulihan psikis.

Layanan 'Trauma Healing' untuk keluarga korban teror ini bertempat di RS Bhayangkara dan juga “on call” (melalui panggilan, red). 

Tidak hanya itu, Rektor UNAIR juga mengimbau agar Trauma Healing juga dilakukan di gereja-gereja yang terdampak.

Selanjutnya, mengenai cara untuk mengembalikan situasi Kota Surabaya yang aman dan kondusif, Rektor UNAIR telah memberikan instruksi kepada para civitas untuk melakukan beberapa kajian untuk kemudian diapliksikan.

Rektor juga menegaskan dan mengajak seluruh elemen agar menjadi garda terdepan dalam menciptakan situasi kota yang aman dan nyaman untuk ditinggali.


"Mengatasi Trauma tidaklah mudah, apalagi trauma yang terjadi pada anak-anak. butuh penanganan khusus dan benar-benar dari ahlinya. maka dari itu Unair menyediakan 'Trauma Healing' sebagai wujud kepedulian terhadap sesama dan aksi memerangi terorisme," ujar Suko Widodo, Humas Unair. [adg/ted]

Baca Juga

Screenshot_9

Malang - Densus 88 kembali menangkap dua orang terduga yang dicurigai sebagai teroris. Kedua orang pasangan suami itu, ditangkap Densus 88 Anti Teror di sebuah rumah kontrakan di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Selasa (15/5/2018) dini hari sekira pukul 02.00 wib.


Kedua terduga teroris diketahui seorang pria bernisial SA (37) dan satu orang perempuan berinisial WM (40). Keduanya kini masih dalam pengamanan Tim Densus 88 Anti Teror. 

Kapolres Malang AKBP Yade Setiawan Ujung, Selasa (15/5/2018) siang pada beritajatim.com, membenarkan penangkapan ini. “Benar, Mas,” ungkap Ujung singkat.
Informasi diperoleh, SA dan WM adalah pasangan suami istri. WM dinikahi SA secara siri. WM sendiri mempunyai seorang anak bernisial AD yang berumur 14 tahun. Sesuai kartu keluarga, AD bersama WM ibunya, bertempat tinggal di kawasan Klojen, Kota Malang sebelum pindah rumah atau ngontrak di kawasan Singosari. 

Saat penangkapan, AD tidak ikut dibawa atau diamankan Tim Densus 88 Anti Teror. 
“Iya benar mas. Untuk detailnya silakan konfirmasi ke Polda atau Mabes,” tambah Kapolres Malang. [yog/but]
Powered by Blogger.
close
Banner iklan disini