Baca Juga
Di sela-sela HUT ke-72 TNI pagi hingga siang tadi di Cilegon, Banten, ada seorang pria sepuh yang tangannya dicium dengan penuh hormat oleh Presiden Jokowi.
Pria sepuh tersebut adalah KH Sholeh Qosim, yang biasa dipanggil Kiai Qosim atau Abah Qosim.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dalam pidatonya menyebut Kiai Qosim lahir di Sidoarjo pada tahun 1930.
Kiai Qosim adalah pengasuh Ponpes Bahauddin Al-Islami, Sidoarjo. Saat perang kemerdekaan, dia ikut mengangkat senjata menjadi anggota laskar Hizbullah tahun 1943 pimpinan KH Masykur, yang berjuang pada 10 November di Surabaya.
“Peran beliau dalam perjuangan mengajak umat Islam bersatu melawan Belanda dan sekutunya,” ucap Gatot Nurmantyo.
Jokowi mencium tangan Kiai Qosim setelah memberikan potongan tumpeng dalam rangka HUT ke-72 TNI kepada tiga orang yang berjasa pada perjuangan bangsa pilihan TNI, yaitu Paimin, Kiai Qosim, dan Pangkostrad Letjen Rachmayadi.
Meski usianya sudah 87 tahun, Kiai Qosim masih aktif berdakwah. Sesepuh NU Sidoarjo ini masih sering berceramah dalam berbagai pengajian dengan bahasa Jawa halus maupun bahasa Indonesia. Suaranya masih begitu jelas dan tegas. Bahkan terkait Laskar Hizbullah, Kiai Qosim masih hafal mars laskar tersebut, yaitu:
“Yaa lal wathon, yaa lal wathon
hubbul wathon minal iiman
walaa takun minal hirman
inhadlu ‘alal wathon
Indonesia biladi
anta ‘unwanul fakhoma
kullu mayya’tika yauma
thomihayyalqo himama”.
Kiai Qosim juga aktif menyukseskan acara 171717 yang diinisiasi oleh TNI, yaitu doa bersama/membaca Alquran serentak pada tanggal 17 Agustus 2017 pukul 17.00-18.00 WIB demi persatuan bangsa. (kumparan.com)